Denpasar – Menanggapi isu soal pariwisata Bali yang terpuruk karena pandemi Covid-19, Program Studi Magister vIlmu Komunikasi Hindu (Ilkom Hindu) Pascasarjana Universitas Hindu Negeri Ida Bagus Sugriwa, Denpasar menggelar Webinar Series of Communication#01
dengan tema “Komunikasi Pariwisata di Era New Normal”. Webinar digelar pada, Jumat, (28/1).
Ketua Program Studi Imu Komunikasi Magister Ilkom Hindu Pascasarjana Hindu Universitas Hindu Negeri I Bagus Sugriwa, Denpasar, Dr. I Dewa Ayu Hendrawathy Putri, S.Sos.,M.Si mengatakan, kegiatan Webinar ini bertujuan agar iklim atmosphere Akademik yang kondusif.
“Sebagai mahasiswa Prodi Magister Ilmu komunikasi, harus update dengan isu dan dinamika sosial,” ujarnya.
Webinar yang diiikuti ratusan peserta ini menghadirkan dua orang pembicara, Prof. DR. Hj. Sedarmayanti, M. Pd., APU yang merupakan pakar komunikasi dari Universitas DR. Soetomo, Surabaya dan pengamat pariwisata Hindu Universitas Hindu Negeri Ida Bagus Sugriwa, Denpasar Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag.,M.Par.
Pada kesempatan ini, Direktur Pascasarjana UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Prof. Dr. Dra. Relin Denayu E, M.Ag mengatakan, dirinya mengapresisasi terselenggaranya acara webinar tersebut. Sehingga bisa menginspirasi dan menjaga iklim akademik tetap stabil.
“Tema sangat relevan dengan keadaan sekarang soal pariwisata Bali dan Indonesia,” ujarnya.
Prof Relin juga memberikan presentasi soal Strategi pemasaran destinasi pariwisata. Ia menjelaskan komponennya terdiri dari empat macam yakni, segmenting and targeting, positioning, branding dan selling.
“Empat hal tersebut saya sebut strategi karena digunakan sebagai cara untuk mencapai tujuan pemasaran secara jangka panjang yang akan menjadi arahan terhadap keputusan taktis yang biasa disebut dengan marketing mix,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti, M. Pd., APU menyampaikan materi tentang Komunikasi Pariwisata Dalam Era Digital dan Masyarakat 5.0. Ia menyebut, Komunikasi pariwisata adalah suatu aktivitas manusia dalam menyampaikan informasi tentang perjalanan ke suatu daerah maupun objek wisata yang akan dikunjungi wisatawan sambil menikmati perjalanan dari suatu objek wisata ke objek wisata lain, agar wisatawan tertarik.
“Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi memudahkan para wisatawan untuk mengetahui lebih mudah tentang tempat-tempat wisata yang ada sekalipun di daerah terpencil sekalipun,” ujarnya.
Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag.,M.Par menyampaikan soal kampanye pariwisata di era new normal. Ia menjelaskan, mengembangkan pariwisata, peran pemerintah adalah menyediakan infrastuktur (tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas berbagai bentuk fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta.
“Selain itu penting untuk pengaturan dan promosi umum ke daerah lain maupun ke luar negeri,” ujarnya.
Tary Puspa juga menilai, perjalanan wisata di dalam negeri sendiri akan lebih dominan di sepanjang tahun 2022. Staycation akan tetap populer. Wisata ke destinasi yang tidak terlalu jauh dari wilayah domisili tetap menjadi pertimbangan utama.
“Tagar #DiIndonesiaSaja terus dikumandangkan. Indonesia kini ikut mempromosikan 5 DSP (Destinasi Super Prioritas), yakni Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo, Likupang, dan Mandalika,” terangnya. (tbn)