Tabanan – Penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot. Forum internasional yang dihadiri kepala negara atau pemerintahan ini membawa ribuan pengunjung dari berbagai negara, yang tidak hanya mengikuti konferensi tetapi juga berwisata ke berbagai destinasi unggulan di Bali, termasuk Tanah Lot.
Periode awal bulan sebelum penyelengggaraan, rata-rata kunjungan setiap harinya adalah 5.900 orang. Namun, selama penyelenggaraan World Water Forum, rata-rata kunjungan per-hari meningkat menjadi 6.400 orang. Peningkatan ini memberikan kontribusi positif namun juga menambah tantangan dalam pengelolaan destinasi wisata.
Dalam penyelenggaraan KTT World Water Forum ke-10 ini DTW Tanah Lot sempat kedatangan delegasi dari Jepang dan delegasi dari Hungaria, yakni Mantan Presiden Hungaria Janos Ader Bersama istrinya Anita Herczegh.
Meskipun peningkatan kunjungan wisatawan membawa dampak positif, terdapat masalah yang masih memerlukan perhatian serius. Keretakan pada tebing Batubolong, salah satu daya tarik utama di Tanah Lot, masih belum mendapatkan penanganan yang memadai.
“Hingga saat ini, belum ada kejelasan dari pihak berwenang terkait rencana perbaikan yang konkret. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan jika keretakan tersebut tidak segera ditangani,” ujar Manajer DTW Tanah Lot I Wayan Sudiana Minggu, (26/5).
Ia menyebutkan, persoalan retaknya tebing di area Batubolong, Tanah Lot terakhir tim dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida datang pada Februari 2024 untuk melakukan pengecekan. “Masih dalam tahap penyusunan anggaran dan metode pelaksanaan yang dipakai,” ujarnya.
Di sisi lain, upaya perbaikan dan renovasi di Tanah Lot juga berlanjut. Renovasi Pura Luhur Tanah Lot memang menghadapi tantangan berat, mengingat harus memperhitungkan siklus pasang surut air laut untuk pengangkutan material dan keperluan lainnya.
Selain itu, fasilitas penunjang seperti Bale Sakanem juga sedang diperbaiki untuk mendukung kegiatan umat dan pariwisata. Pihak pengempon menyatakan bahwa tahap pertama ini ditargetkan selesai dalam beberapa bulan ke depan, sebelum memasuki tahap berikutnya yang lebih kompleks dan memerlukan waktu lebih lama. (CB.1)