Jalan-JalanPariwisata

Delegasi WWF Dari Thailand Kunjungi Jatiluwih, Begini Responnya

Tabanan – Beberapa Delegasi World Water Forum  (WWF) ke-10 mengunjungi Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih di Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan.  Giliran Delegasi WWF Thailand berkunjung ke destinasi wisata dengan pemandangan sawah teras siring pada Kamis, (23/5).

Rombongan yang berjumlah 15 orang tersebut dipimpin Surasri Kittimonthon selaku Sekretaris Jendral Sistem Pengairan Thailand. Tiba di DTW Jatiluwih sekitar Pukul 11.05 WITA langsung disambut Manajer DTW Jatiluwih I Ketut Purna didampingi Perbekel Jatiluwih  I Nengah Kartika.

Tidak lupa rombongan delegasi dari Thailand tersebut dikalungi bunga pertanda ucapan selamat datang. Manajer DTW Jatiluwih I Ketut Purna mengarahkan rombongan menuju Subak Jatiluwih dengan menyusui jalan Subak sembari menjelaskan kondisi Subak Jatiluwih mulai dari sejarahnya yang merupakan warisan turun temurun dari leluhur masyarakat di Desa Jatiluwih, termasuk luasan  hamparan sawah teras siring, pengolahan sawah, sistem Subak yang masih lestari sampai hari ini, hingga harga gabah setelah panen.

Baca Juga:  Fasilitasi Delegasi WWF, 10 Hotel Disiapkan di Kawasan Nusa Dua

Berkeliling Subak menuju spot foto yang telah disiapkan  di tengah sawah semakin membuat terpesona para delegasi dari negara gajah putih tersebut. Momen tersebut digunakan sebagai ajang foto selfe juga foto bersama. Usai berkeliling rombongan dijamu makan siang bersama.

Surasri Kittimonthon selaku Sekretaris Jendral Sistem Pengairan Thailand mengatakan pihaknya sangat berkesan karena Jatiluwih bisa merawat  Subak ini secara berkelanjutan.

Baca Juga:  Menteri Sumber Daya Air Tiongkok Kunjungi Jatiluwih, Tertarik Soal Subak

“Subak Sistemnya sangat bagus dan harus diwariskan kepada anak cucu,” jelasnya. Ia juga kagum dengan Subak Sistem, teras sering dan padi merah yang ada di Jatiluwih.

Manajer DTW Jatiluwih I Ketut Purna mengatakan kunjungan Delegasi WWF dari Thailand juga mengagumi  sistem pertanian yang ada di Jatiluwih.

“Meski pertanian mereka lebih baik dari mereka tapi mereka mengungkapkan ketertarikanya  dengan subak , bahkan mau belajar lagi tentang pertanian di desa kita Jatiluwih ini,” ujarnya. (CB.1)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button