Lima Objek Wisata Yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum ke-10 di Bali
Denpasar – Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali menyiapkan beberapa objek wisata untuk dikunjungi delegasi World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar pada 18-25 Mei 2024. Hingga saat ini telah tersaring lima lokasi dengan dua jenis karyawisata.
“Ada dua karyawisata baru program panitia nasional, ada menuju Museum Subak dan tentu Menparekraf kan mengusulkan memberikan melukat atau kegiatan pemurnian, saya ditugaskan menyusun itu,” kata Kepala Dispar Bali Tjok Bagus Pemayun di Denpasar, Jumat (26/4).
Dari dua jenis karyawisata tersebut, Tjok Pemayun sedang memeriksa kesiapan tiga lokasi melukat yaitu Pura Tirta Empul di Tampaksiring, Penglukatan Mumbul di Abiansemal, dan Penglukatan di Jatiluwih Tabanan.
“Kalau delegasi berangkat dari Nusa Dua menuju Jatiluwih ada dua pilihan, satu ada rombongan yang ke Mumbul Abiansemal, satu ke Jatiluwih, hari ini saya jadwal cek lokasi tempat melukat selain Tirta Empul,” ujarnya.
Jenis karyawisata kedua yang disiapkan adalah kunjungan museum. Dispar Bali pun menyiapkan Museum Subak di kawasan Pantai Padang Galak dan Pantai Mertasari, di mana akses menuju keduanya mudah dan dekat karena masih berada di Kota Denpasar.
Selain itu, museum tersebut berada di dekat Pantai Campuhan atau pantai yang menghubungkan air tawar dengan air laut sehingga dinilai sesuai dengan agenda forum air dunia tersebut.
Kelima lokasi yang disiapkan rata-rata dapat menampung 100 orang dengan 20 unit bus, sehingga saat ini pemerintah provinsi terus berkoordinasi dengan pengelola-pengelola objek untuk memastikan efektivitas para delegasi di sana.
Meski belum mengetahui rencana waktu karyawisata delegasi World Water Forum ke-10, namun dipastikan kegiatan kunjungan ini diselipkan di tengah pertemuan padat 193 negara peserta.
“Karyawisata ini kami selipkan, saya usulkan first come first serve, siapa yang mendaftar lebih dulu itu yang kami berikan, agar kapasitasnya tidak lebih. Kami sampaikan apa yang boleh dan tidak, kemudian apa yang perlu dibawa, karena tidak semua bisa dan mau ikut,” ujar Tjok Pemayun.
VVIP Bebas dari Pungutan Wisman
Nantinya sejumlah delegasi utama atau kategori very very important person (VVIP) akan terbebas dari pungutan wisatawan mancanegara (wisman).
“Ada beberapa delegasi yang menjadi pengecualian, kalau pun mereka mengajukan beberapa nama, nanti kami verifikasi dulu,” kata Tjok Pemayun.
Sejak 14 Februari 2024 telah dikeluarkan kebijakan Peraturan Daerah (Perda) Bali Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pungutan bagi Wisatawan Asing untuk Perlindungan Kebudayaan dan Lingkungan Alam Bali.
Dalam Perda tersebut termuat kewajiban pembayaran pungutan wisman Rp150 ribu setiap kunjungan ke Bali, sehingga kebijakan ini juga berlaku bagi delegasi World Water Forum ke-10.
“Dari panitia juga nanti akan menyampaikan mana VVIP untuk pengecualian, jadi sisanya bayar (dari delegasi) 193 negara itu,” ujar Tjok Pemayun.
Hingga saat ini, Pemprov Bali dan jajaran terkait di daerah masih bergotong royong menyiapkan fasilitas karyawisata dan titik pertemuan.
Termasuk mengerjakan pembagian tugas pemasangan penjor atau bambu berbalut janur di sepanjang jalur yang akan dilewati puluhan ribu delegasi sebagai bentuk penyambutan.
“Kadang tugas lain juga ada seperti penjor kami kolaborasi, di jalur bandara itu tugas otban (otoritas bandara), ada yang Pemda Badung, ada Jasamarga Tol, ada ITDC, Pemkot Denpasar, The Meru, dan Pulau Serangan,” sebutnya.
World Water Forum ke-10 sendiri akan berlangsung 18–25 Mei 2024 dengan tema besarnya Water for Shared Prosperity atau Air untuk Kesejahteraan Bersama yang dijadwalkan dihadiri delegasi dari sekitar 193 negara di dunia. (*)