Tabanan – Mungkin bagi sebagian orang tidak terasa Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya dan wakilnya I Made Edi Wirawan telah menjabat selama dua tahun. Sudah banyak hal yang mereka perbuat. Pastinya yang cukup mencuri perhatian adalah pemindahan patung Bung Karno dan dibangunnya kembali Patung Wisnu Murti.
Selain patung apakah ada lagi kerja nyata yang diwujudkan untuk Tabanan? Sudah barang tentu ada.
Saya mencatat beberapa poin penting yang dikerjakan oleh duet Komang Sanjaya dan Edi Wirawan (Jaya Wira). Mereka menyampaikan ini di Gedung Kesenian I Ketut Maria pada peringatan dua tahun Jaya Wira memimpin Tabanan.
Pada bidang infrastruktur saya mencatat beberapa program yang terrealisasi seperti, peningkatan kualitas jalan kabupaten pada 2021 dan 2022, sepanjang 103,93 kilometer, dengan pembiayaan 235 milyar rupiah. Panjang jalan yang belum ditingkatkan, masih tersisa sepanjang 58,53 kilometer atau 6,78 persen. Pada perencanaan tahun 2023, sudah dianggarkan peningkatan kualitasnya sepanjang 49,82 kilometer, sehingga panjang jalan yang masih tersisa hanya 1 persen.
Pembangunan jalan poros Sangketan menuju Wanagiri, telah dibangun melalui kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan karya bakti dengan panjang 1,76 kilometer dengan biaya Rp 2 milyar rupiah.
Pamsimas (penyediaan air minum berbasis masyarakat) telah terealisasi 4.900 sambungan rumah di 15 desa dengan jumlah biaya Rp 13 milyar rupiah dengan cakupan layanan 240.000 orang.
Penanganan rumah tidak layak huni kepada kepala keluarga miskin terbangun 332 unit dengan total biaya Rp 7 milyar rupiah.
Rehabilitasi jaringan irigasi sejumlah 13 paket dengan total biaya RP 11 milyar rupiah. Rehabilitasi jalan usaha tani sejumlah 11 unit, dengan total biaya Rp 1,1 milyar rupiah. Selain itu, dilaksanakan revitalisasi kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) taman bunda PAUD.
Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah pertama dilakukan dengan rehab ruang belajar dan peningkatan sarana belajar terhadap 109 sekolah dasar dan 32 sekolah menengah pertama dengan total pembiayaan Rp 44 milyar rupiah.
Perubahan tata kelola keuangan Puskesmas dan rumah sakit berupa penerapan badan layanan umum daerah seluruh puskesmas dan rumah sakit daerah. Penyediaan alat kesehatan, pembangunan gedung baru dan rehab dengan pembiayaan sebesar Rp 40 milyar rupiah.
Revitalisasi Pasar Penatahan dengan Dana Tugas Pembantuan total pembiayaan Rp 3 milyar. Hingga penanggulangan bencana daerah seperti jembatan putus akibat banjir bandang, senderan jalan longsor akibat hujan deras, Pura rusak akibat tertimpa pohon, rumah rusak akibat kebakaran dan lain-lainnya dengan jumlah 202 kejadian total pembiayaan lebih dari Rp 37 milyar.
Ini mungkin sebagian keberhasilan yang bisa saya tuliskan dari apa yang telah disampaikan oleh Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya di Gedung Kesenian I Ketut Maria pada Senin, 27 Februari 2023. Saya tertarik mencacat soal infrastruktur karena ini pernah menjadi semacam “mimpi buruk” untuk Tabanan.
Ya, “mimpi buruk” ketika membuka media sosial yang penuh dengan unggahan jalan rusak dan komentar pedas netizen. Saat ini komentar itu saya amati mereda. Apakah benar yang disampaikan oleh Bupati Komang Sanjaya atau bagaimana? Masyarakat Tabanan yang paham soal itu.
Saya secara pribadi angkat topi dengan Bupati Komang Sanjaya. Tapi seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Apa yang masih kurang dari Jaya Wira?
Ada beberapa poin, misalkan soal sampah. Beberapa waktu lalu sempat terjadi persoalan karena alat berat di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Mandung rusak. Tapi, ini sudah diberikan solusi dengan program TPS3R dan pembuatan master plan persampahan. Lagi-lagi, saya dan kita masyarakat Tabanan harus memberikan waktu soal ini kepada bupati dan jajarannya.
Selain itu, saya melihat kawasan Bedugul yang belum tergarap. Sepengetahuan saya ini kawasan milik Pemerintah Kabupaten Tabanan. Jika berhasil digarap untuk obyek wisata, lumayah lah untuk menambah-nambah pendapatan asli daerah.
Belum Ada Lawan Politik
Pada saat membuka pidato dua tahun kepemimpinannya, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menyampaikan pantun. Bagi saya pantun ini menarik. Begini isinya:
Yen kel nyebrang nolih kiri kanan
Sing dadi ngebut negakin sepede
Dua tahun Jaya Wira memimpin Tabanan
Pembangunan memuaskan lanjut dua periode
Tidak hanya itu, pada akhir pidato beliau juga menyampaikan pantun yang berbunyi seperti ini:
Ke Selingsing meli soto
Negak sepede sambil makan roti
Sing kene sing keto
Dua periode sampun pasti
Jika melihat makna tersurat dari pantun pertama, sudah pasti pasangan politik I Komang Gede Sanjaya dan I Made Edi Wirawan akan bersama lagi pada periode kedua. Meski, ada cerita tentang kurang hangatnya hubungan keduanya. Tapi, dengan pantun itu sepertinya terbayar lunas akan spekulasi tersebut. Pada pantun kedua hal tersebut kembali ditegaskan.
Lantas timbul pertayaan, apakah hanya sampai di sini soal politik Jaya Wira? Bukan lah. Hajatan pemilihan Bupati Tabanan kembali akan digelar pada 27 Nopember 2024. Memang masih lumayan lama. Tahapan Pemilu akan lebih dahulu melewati pemilihan Presiden dan anggota DPRD, DPD dan DPR RI.
Raihan 28 kursi di DPRD Tabanan pada 2019 menjadi garansi Jaya Wira melenggang mulus pada saat pencalonan di periode kedua. Menurut saya, Jaya Wira hanya menunggu waktu saja di Tabanan. Siapa yang akan menjadi penantangnya ini yang akan menarik.
Agaknya tidak berlebihan mengutip kata-kata salah satu Perdana Menteri Inggris, Harold Wilson, “Seminggu adalah waktu yang lama dalam politik.”
Redaksi.