Ekonomi

Berani Berinovasi, Kelompok Budidaya Ikan di Desa Terunyan Memitigasi Kematian Massal Ikan Dengan Teknologi Smart Jair Berbasis IoT

Bangli – Desa Terunyan di sekitar Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Bali adalah rumah bagi kelompok pembudidaya ikan mujair yang menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA) sebagai metode budidaya utama. Salah satu kelompok ini, Pokdakan Windu Karya Mesari, telah berkontribusi pada pembangunan budidaya ikan di wilayah tersebut. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah menghadapi tantangan serius dalam bentuk kematian massal ikan akibat perubahan kualitas air di danau.

Tantangan utama yang dihadapi oleh kelompok Pokdakan Windu Karya Mesari adalah perubahan siklus tahunan yang mengarah pada peningkatan konsentrasi senyawa belerang dalam air danau. Fenomena ini terjadi selama musim dingin (Juni-Agustus) dan mengganggu ekosistem danau, menyebabkan penurunan oksigen dan proses upwelling. Akibatnya, ikan di KJA mengalami kematian massal, dengan tingkat kematian mencapai 80-100 persen, yang juga berdampak pada kerugian ekonomi yang signifikan, hampir mencapai 100 juta rupiah per tahun.

Selain masalah kematian massal ikan, Pokdakan Windu Karya Mesari juga menghadapi tantangan lain. Salah satunya adalah keterbatasan pengetahuan mereka tentang teknik budidaya ikan mujair yang efisien. Desain KJA yang mereka gunakan saat ini juga dianggap kurang ramah lingkungan. Bahan rangka KJA yang masih menggunakan bambu dan tidak tahan akan kondisi cuaca, membuat para pembudidaya harus mengeluarkan biaya dan tenaga ekstra setiap setahun sekali untuk perbaikan KJA mengganti rangka bambu dengan bambu yang baru. Tidak hanya itu, rangka bambu ini sering menjadi sarang bagi tikus danau yang akan memakan ikan yang dibudidaya. Permasalahan lainnya adalah pengetahuan pembudidaya tentang manajemen pemasaran dan keuangan juga terbatas.

Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Universitas Mahasaraswati Denpasar  yang bekerjasama dengan mitra Pokdakan Windu Karya Mesari Desa Terunyan ini merupakan program kegiatan Pengabdian Masyarakat (PKM) yang terlaksana melalui Hibah Kemendikbud Ristek pada Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat tahun 2023.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dari Universitas Mahasaraswati Denpasar yang diketuai oleh I Dewa Gede Agung Pandawana, S.Kom., M.Si dengan anggota Dr. Eng. I Gde Yudha Partama, S.Si., M.Si. dan Dr. Ni Made Dwi Puspitawati, SE., MM, dengan melibatkan mahasiswa. Pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan Transfer Knowledge melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan, Technology Transfer (TT) melalui kegiatan participatory mapping, dan Difusi Ipteks melalui pembuatan Sistem Smart Jair Berbasis IoT.

Baca Juga:  Puriyasa Hampers Berkembang Dengan QRIS BRI Di Masa Pandemi

Untuk mengatasi permasalahan dari mitra Pokdakan Windu Karya Mesari Desa Terunyan, solusi yang ditawarkan adalah pengembangan aplikasi Smart Jair berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat memantau kualitas air pada lingkungan budidaya ikan secara real-time, dan memberikan suplai oksigen saat kualitas air kurang baik. Aplikasi ini diharapkan dapat mengurangi kerugian akibat penurunan kualitas air dan kematian massal ikan.

Sistem Smart Jair  berbasis IoT ini terdiri dari sensor kualitas air (DO, suhu, pH, dan kekeruhan) yang berfungsi memantau kualitas air danau secara jarak jauh melalui Handphone. Sistem ini juga dilengkapi dengan instalasi first aid yang terdiri dari mesin aerator, sistem perpipaan venturi, uniring gelembung udara, yang terintegrasi dengan Sistem Smart Jair. Ketika kualitas air danau memburuk atau di bawah ambang batas budidaya perikanan, maka sistem akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler, selanjutnya mikrokontroler akan memerintahkan sistem untuk menghidupkan mesin aerator secara otomatis, sehingga dengan adanya bantuan gelembung oksigen, diharapkan kualitas air meningkat (terutama DO), sehingga kematian ikan bisa diminimalisir. Selain itu, mesin aerator juga dapat dikendalikan secara jarak jauh melalui aplikasi, sehingga para pembudidaya tidak perlu datang ke KJA untuk menghidupkan dan mematikan mesin aerator.

PKM ini memiliki beberapa manfaat utama, antara lain:  1) Mengurangi Kerugian: Aplikasi Smart Jair diharapkan dapat mengurangi kerugian ekonomi akibat kematian massal ikan. 2) Penggunaan KJA Modern: Dengan demplot KJA modern yang ramah lingkungan berbahan rangka baja ringan, sehingga biaya operasional usaha tiap tahunnya dapat ditekan, dan rangka tidak menjadi sarang tikus pemakan ikan. 3) Peningkatan Pengetahuan: Melalui pelatihan tentang smart aquaculture, pembudidaya akan meningkatkan pengetahuan mereka tentang teknik budidaya ikan dan manajemen pemasaran. 4) Peningkatan Keterampilan Mitra agar mampu melakukan digital marketing dan manajemen keuangan dengan lebih baik.

Baca Juga:  Peringati Hari Sumpah Pemuda, BBDC Bersama BRI Regional Office Denpasar Gelar Donor Darah

Dalam kegiatan ini dilaksanakan pelatihan dengan narasumber I Dewa Gede Agung Pandawana, S.Kom., M.Si terkait Pelatihan tentang pemasangan, pemanfaatan dan perawatan seluruh sistem Smart Jair berbasis IoT serta pelatihan pemanfaatan Digital Marketing dan Website Profil Usaha. Pelatihan lainnya adalah pelatihan Manajemen Keuangan dengan memanfaatkan aplikasi keuangan digital bagi anggota Pokdakan dengan pemateri Ibu Dr. Ni Made Dwi Puspitawati, SE., MM.

Hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat ini sekaligus sebagai luaran sebagai nilai tambah dan keberdayaan mitra yaitu: 1) Terbangun dan terpasangnya Aplikasi Smart Jair: Aplikasi ini akan membantu memantau dan mengelola lingkungan budidaya ikan secara efisien. 2) Terbangunnya demplot KJA ramah lingkungan berbahan baja ringan. 3) Peningkatan Keterampilan: anggota Pokdakan dapat memanfaatkan fitur Smart Jair. 4) Peningkatan Pengetahuan mitra tentang teknik budidaya ikan dan smart aquaculture. 5) Peningkatan Keterampilan Manajemen: Mitra bisnis diharapkan mampu melakukan digital marketing dan manajemen keuangan.

Dalam kesempatan yang sama, Bapak Ketua Pokdakan WIndu Karya Mesari Desa Terunyan, I Wayan Warjaya, sangat menyambut baik dan mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pengabdian masyarakat dari Universitas Mahasaraswati Denpasar, serta berharap kegiatan pendampingan ini dapat berkesinambungan dan membantu para pembudidaya dalam menghadapi tantangan kematian massal ikan di Danau Batur, Bali, melalui penerapan teknologi Smart Jair berbasis IoT. Upaya ini tidak hanya diharapkan dapat mengurangi kerugian ekonomi, tetapi juga meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keberlanjutan budidaya ikan di Danau Batur, khususnya pada Desa Terunyan. (*)

Penulis : I Dewa Gede Agung Pandawana, S.Kom., M.Si, Dr. Eng. I Gde Yudha Partama, S.Si., M.Si. dan Dr. Ni Made Dwi Puspitawati, SE., MM

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button