Tabanan – Bertempat di Aula Candra Prabhawa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tabanan, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berkumpul untuk mengikuti kegiatan Layanan Therapy Strees Narapidana (Teh Rina). Layanan Teh Rina kali ini mengangkat topik “Stres”, Kamis (13/06).
Kepala Subseksi Perawatan, I Gede Komang Werdi mengatakan kegiatan Layanan Teh Rina merupakan salah satu upaya Lapas Tabanan dalam memfasilitasi hak-hak Warga Binaan khususnya dalam bidang Layanan Kesehatan.
“Kami berharap dengan layanan ini dapat menjadi solusi bagi teman-teman WBP dalam mengelola kesehatan mereka khususnya kesehatan mental,”terangnya.
Kegiatan Teh Rina pada kesempatan ini menghadirkan 3 orang Residen dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yaitu dr. Angelina Tulus, dr. Rebecca dan dr. Herman. Penyuluhan kesehatan kali ini sendiri mengangkat topik stres. Dimulai dari jenis-jenis stres, tanda-tanda orang stres sampai dengan cara penanggulangannya.
Dr. Angelina menjelaskan bahwa stres merupakan hal yang wajar dimana siapapun pasti akan mengalami. Stres juga dapat dibagi menjadi 2 yaitu stres yang normal (eustress) dan stress yang tidak normal (distress).
“Stres tidak selalu menimbulkan dampak yang negatif seperti misalnya stres jika dikelola secara positif akan membuat seseorang menjadi lebih berusaha dalam hidupnya. Tetapi memang sebagian besar stres yang dialami orang-orang berdampak negatif,” jelasnya.
Sementara itu dr. Rebecca mengatakan stres jika tidak lekas diatasi akan menjadi lebih berat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa seperti gangguan kecemasan maupun depresi.
“Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi stress yaitu menerima diri sendiri, meredam amarah, istirahat yang cukup, kemudian makan makanan yang bergizi, mendekatkan diri dengan Tuhan serta meditasi,” ujarnya.
Dokter Lapas Tabanan, Tresnadewi menambahkan bahwa Layanan Teh Rina ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi tingkat stress warga binaan dimana mereka tentunya mengalami tekanan berat selain harus menjalani pidana kemudian juga jauh dari keluarga.
“Tentunya dengan kehadiran residen yang merupakan tenaga profesional kami harapkan mampu untuk mengurangi tingkat stress warga binaan baik melalui penyuluhan kesehatan maupun konseling kejiwaan,” ujarnya. (CB.1)