Tabanan – Menyongsong Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili, suasana Kota Tabanan semakin semarak dengan tradisi bersih-bersih Vihara Dharma Cattra dan pemasangan 1.000 lampion. Lampion-lampion ini menghiasi area strategis, seperti Jalan Melati, Jalan Gajah Mada, hingga Patung Garuda Wisnu Singasana (GWS), memberikan nuansa khas perayaan Imlek.
Menurut Biokong Edi Gunawan, pengurus Kongco Bio Vihara Dharma Cattra, kegiatan bersih-bersih ini memiliki nilai simbolis sebagai bentuk pembersihan hati menjelang pergantian tahun.
“Sebelum bersih-bersih, kami melaksanakan upacara Sang Shen, yaitu ritual menaikkan dewa, untuk menghormati dewa-dewa,” ujar Edi, Rabu (22/1).
Tradisi bersih-bersih mencakup altar Dewi, Dharma Sala, Dewa Dapur, Tugu, hingga Pohon Bodhi. Selain itu, persiapan ibadah meliputi pemasangan lilin baru, hio, dan penyediaan persembahan berupa buah-buahan, kue keranjang, serta jeruk kuning.
“Kue keranjang dan jeruk kuning melambangkan kemakmuran dan keberuntungan bagi umat,” jelasnya.
Kota Tabanan Dihiasi 1.000 Lampion
Sebagai bagian dari perayaan, 1.000 lampion dipasang di berbagai titik Kota Tabanan hingga mengarah ke Vihara Dharma Cattra. “Lampion ini menjadi simbol penerangan dan harapan baik bagi kehidupan umat Tionghoa,” ungkap Edi.
Ketua Yayasan Kertha Yasa Tabanan, Lim Surya Adinata, menambahkan bahwa pemasangan lampion juga merupakan bagian dari persiapan Festival Cap Go Meh.
“Festival ini akan diramaikan oleh berbagai kesenian Cap Go Meh serta pawai budaya yang melibatkan seni tradisional dari berbagai daerah di Nusantara,” katanya.
Shio Ular Kayu: Harapan untuk Kebijaksanaan dan Keberuntungan
Tahun Baru Imlek 2025 menandai datangnya shio Ular dengan elemen Kayu, yang melambangkan kebijaksanaan, kecerdasan, dan kemampuan beradaptasi.
“Shio Ular sering dikaitkan dengan karakteristik elegan dan tajam, menjadikannya simbol harapan akan masa depan yang lebih baik,” ujar Lim.
Melalui perayaan ini, masyarakat Tabanan diharapkan dapat hidup lebih maju, damai, dan tenteram di tahun baru. Sebagai salah satu pusat peribadatan tertua di Tabanan, Vihara Dharma Cattra terus menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi budaya dan keagamaan di wilayah tersebut. Vihara ini terakhir direnovasi pada tahun 1982 dan hingga kini menjadi tempat ibadah utama umat Tionghoa di Tabanan. (Ar/CB.1)