EkonomiPeristiwa

Kerjasama INSTIKI-UNMAS Denpasar Wujudkan Desa Wisata Sigap Dan Tangguh Bencana di Jembrana

Kolaborasi INSTIKI-UNMAS Denpasar Wujudkan Desa Wisata Sigap Dan Tangguh Bencana Melalui Community-Based Early Warning Systems (CBEWS) di Desa Yehembang Kangin, Jembrana

Tiktok Facebook Facebook

Jembrana – Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali kini menjalani transformasi signifikan dalam pengelolaan kebencanaan dan agrikultur dengan dukungan hibah DRTPM Kosabangsa 2024. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) dan Universitas Mahasaraswati (UNMAS) Denpasar, yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan pengolahan hasil pertanian setempat.

Tim pelaksana pada kegiatan ini yaitu dari Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia yang terdiri dari Rizkita Ayu Mutiarani sebagai ketua pengusul, I Dewa Ayu Agung Tantri Pramawati dan I Gede Iwan Sudipa sebagai anggota pelaksana. Terdapat juga tim pendamping dari Universitas Mahasaraswati yang terdiri dari Ni Made Dwi Puspitawati sebagai ketua pendamping, I Dewa Gede Agung Pandawana dan I GD. Yudha Partama sebagai anggota pendamping, dan mahasiswa yang turut berpartisipasi.

Kegiatan Kolaborasi INSTIKI-UNMAS Denpasar Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana

Program ini menyasar dua mitra utama yaitu Pokdarwis Sidhi Wakya, yang fokus pada sektor pariwisata dan tanggap bencana, serta Kelompok Tani Mitra Karya Taman Amerta, yang bergerak dalam budidaya dan produksi biji coklat.

Pokdarwis Sidhi Wakya, yang dipimpin oleh I Gede Sidentra, menjadi penerima manfaat pertama dalam program ini. Pokdarwis ini bertanggung jawab dalam mengelola pariwisata setempat, salah satunya wisata alam dan adventure di sepanjang aliran Sungai Yeh Sumbul, yang rawan banjir.

Untuk menciptakan wisata desa yang aman bencana serta meningkatkan kesiapsiagaan di kawasan tersebut, tim INSTIKI dan UNMAS mengembangkan sejumlah teknologi inovatif diantaranya:

EWS MABAR (Modul Anti Blabar/Banjir), Sistem ini merupakan pendeteksi dini banjir berbasis Internet of Things (IoT) yang terdiri dari sensor ultrasonik untuk mendeteksi ketinggian air dan dipasang di beberapa titik di hulu sepanjang aliran Sungai Yeh Sumbul. Sistem ini dapat memantau ketinggian air secara real-time dan memberikan peringatan kepada masyarakat jika ada potensi banjir, sehingga dapat mengurangi risiko korban jiwa bagi warga dan wisatawan.

Aplikasi SIKESYA (Sistem Informasi Kebencanaan Yehembang Kangin), Aplikasi berbasis Android ini memungkinkan warga dan wisatawan untuk memperoleh informasi terkini terkait daya tarik wisata (DTW) yang aman dan berbahaya untuk dikunjungi. Aplikasi ini juga dilengkapi fitur sebaran lokasi DTW, peta kebencanaan, informasi cuaca, dan sistem peringatan dini (EWS) yang terintegrasi dengan Sistem MABAR, sehingga memastikan informasi kebencanaan terkini dapat diakses oleh pengguna.

Baca Juga:  Tabur Bunga di TPB Margarana, Mulyadi-Ardika Disambut Barong Bangkung

Selain sistem IoT dan aplikasi, tim juga menyusun peta kebencanaan dan memasang rambu-rambu di lokasi rawan, sebagai panduan keselamatan bagi masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata.

Untuk meningkatkan kapasitas Pokdarwis dalam menangani situasi darurat, dilakukan pelatihan bagi anggota Pokdarwis Sidhi Wakya dalam penanggulangan bencana. Pelatihan ini bertujuan agar mereka mampu bereaksi cepat dalam kondisi darurat dan memberikan penanganan awal yang tepat.

Anggota Pokdarwis juga diberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan di bidang pariwisata, seperti layanan wisata yang lebih ramah dan profesional, yang bertujuan meningkatkan daya tarik wisata di desa tersebut.

Kegiatan Kolaborasi INSTIKI-UNMAS Denpasar Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana

Pengembangan Teknologi Pertanian untuk Kelompok Tani Mitra Karya Taman Amerta

Selain sektor pariwisata, program ini juga menyasar Kelompok Tani Mitra Karya Taman Amerta, yang diketuai oleh I Putu Karya, sebagai mitra sasaran kedua. Dengan komoditas utama berupa bibit dan biji coklat. Kelompok tani ini mendapatkan sejumlah inovasi teknologi untuk membantu proses pengeringan biji coklat dan penyediaan rumah bibit representatif, diantaranya:

Sistem OM RICAR (Dome Pengering Coklat Pintar): Teknologi berbasis green house ini dilengkapi dengan sensor suhu, pemanas alami dan buatan, serta energi hijau berbasis panel surya. Sistem ini memungkinkan petani mengeringkan biji coklat secara cepat,efisien, hemat energi, dan sesuai standar Good Manufacturing Practice (GMP). Teknologi IoT memungkinkan petani memantau suhu dan kelembaban ruang pengering secara real-time, selain itu otomatisasi pengering buatan dapat membantu pengeringan di musim/cuaca yang kurang mendukung, sehingga kualitas dan kuantitas produksi coklat dapat senantiasa ditingkatkan.

Baca Juga:  Misi APHB Jembrana, Siap Bekerjasama dengan Pemerintah 

Selain itu, terdapat juga Rumah Bibit Coklat, rumah bibit ini dikembangkan untuk menyediakan benih coklat berkualitas, sehingga dapat menjamin keberlanjutan produksi coklat di desa tersebut.

Sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi, tim INSTIKI dan UNMAS memberikan pelatihan kepada anggota kelompok tani dalam hal pengelolaan keuangan dan administrasi. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelompok tani dalam mengelola usaha secara profesional dan berkelanjutan.

Kegiatan Kolaborasi INSTIKI-UNMAS Denpasar Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana

Program pendampingan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Ketua Pokdarwis Sidhi Wakya, I Gede Sidentra, menyampaikan bahwa teknologi yang diperkenalkan sangat membantu Pokdarwis dalam meningkatkan keamanan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana di lokasi wisata.

“Sistem MABAR dan aplikasi SIKESYA sangat membantu kami dalam mengantisipasi banjir dan memastikan wisatawan dapat berkunjung dengan aman,” ujarnya.

Ketua Kelompok Tani Mitra Karya Taman Amerta, I Putu Karya, juga mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Dengan adanya Sistem OM RICAR, proses pengeringan biji coklat menjadi lebih cepat dan hemat tenaga, dan dengan pelatihan keuangan, kami juga bisa mengelola usaha secara lebih baik,” katanya.

Perbekel Desa Yehembang Kangin I Gede Suardika tidak luput mengungkapkan apresiasi serta harapan kedepannya.

“Kami sangat mengapresiasi program pendampingan dari INSTIKI dan UNMAS yang membawa teknologi seperti Sistem MABAR dan OM RICAR ke Desa Yehembang Kangin. Kehadiran teknologi ini tidak hanya membantu kami dalam mengelola bencana dan meningkatkan hasil pertanian coklat, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui pelatihan yang berharga. Kami berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut, sehingga desa kami semakin tangguh, mandiri, dan sejahtera ke depannya,” ujarnya.

Program kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat Desa Yehembang Kangin ini diharapkan mampu mendorong kemandirian masyarakat dalam memanfaatkan teknologi modern. Dengan dukungan inovasi ini, desa dapat mengoptimalkan potensi lokal mereka dalam bidang pariwisata dan pertanian coklat secara berkelanjutan. (CB.1)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button