Peristiwa

Jelang Pencoblosan, Dua Anak Ranting PDI Perjuangan di Kediri Mengundurkan Diri

Tiktok Facebook Facebook

Tabanan – Beberapa hari jelang pemungutan suara Pilkada pada 27 November 2024 mendatang situasi internal PDI Perjuangan Tabanan mulai gonjang-ganjing. Sejumlah pengurus internal partai moncong putih di tingkat anak ranting yang ada di dua desa Kecamatan Kediri mengundurkan diri.

Informasi yang berhasil dihimpun, penyebab mundurnya pengurus anak ranting di Banteng Tabanan dipicu karena banyak aspirasi ditingkat anak ranting yang tidak diakomodir pengurus DPC PDI Perjuangan Tabanan. Serta mengesampingkan tokoh-tokoh di Kecamatan Kediri hingga soal adanya saksi ditingkat TPS yang dilakukan pergantian sepihak tanpa alasan.

Menurut informasi yang diperoleh di lapangan ada dua pengurus anak ranting DPC PDIP Tabanan yang mengundurkan diri. Yakni anak ranting Desa Pandak Bandung dan Desa Belalang.

Soal mundurnya dua pengurus anak ranting PDIP Tabanan di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Kediri dibenarkan oleh I Made Edi Wirawan yang juga selaku Wakil Ketua DPC PDIP Tabanan.

Baca Juga:  Menang, Mulyadi-Ardika Fokus Benahi Pendidikan di Wilayah Pelosok

“Ya benar, namun saya tidak tahu persis pertimbangan mereka mengundurkan diri,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Anak Ranting Desa Pandak Bandung, Kediri Anak Agung Made Adi tak menampik jika dirinya telah mengundurukan sebagai Ketua Anak Ranting PDIP di desa.

“Saya selaku Ketua Anak ranting per-hari ini sudah mengundurkan diri,” akunya dihubungi sambungan telepon, Minggu malam (24/11).

Berbagai pertimbangan dan alasan yang mendasar mengapa ia yang sudah mengabdi selama puluhan di tingkat anak ranting harus mengundurkan di sebagai kader PDI Perjuangan Tabanan.

Pertama karena melihat situasi PDIP Tabanan yang tidak kondusif. “Yang nama mengundurkan diri yang pasti ketidakpuasan, apalagi saya ini sudah 25 tahun menjadi Ketua Anak Ranting,” ucapnya.

Kemudian kedua satu sisi alasannya yang paling mendasar adalah tidak adanya tokoh dari Kecamatan Kediri yang dipakai oleh PDIP Tabanan saat ini.

“Kediri ini kan jumlah pemilih terbesar di Kabupaten Tabanan. Namun tokoh di Kediri banyak tidak digunakan. Misalnya bapak I Made Edi Wirawan yang notabena mendampingi I Komang Gede Sanjaya selama 3,5 tahun pada periode pertama justru tidak dipakai lagi,” ujarnya.

Baca Juga:  Komitmen Lindungi Desa Adat, Mulyadi-Ardika Akan Gelontokan Bantuan Rp 500 Juta

“Artinya semua tokoh Kediri tidak ada yang dipakai, padahal aspirasi sudah kami sampaikan. Ya, bisa dikatakan tokoh-tokoh kami di Kediri bisa dianggap atau dilihat sebelah mata,” sambungnya.

Ia menambahkan sejumlah tokoh-tokoh di Kecamatan Kediri tidak ada perhatian sama sekali. Bisa dilihat apakah ada tokoh Kediri yang mewakili masyarakat Kediri saat ini. “Itu menjadi alasan kami harus mendur,” jelasnya.

Yang menarik lagi adanya sejumlah saksi yang ada di Kecamatan Kediri berasal dari PDI Perjuangan Tabanan diganti secara sepihak tanpa alasan pasti menjelang proses pemungutan suara berlangsung.

“Yang saya tidak habis pikir semua saksi-saki yang ada di anak ranting yang bertugas saat pemungutan suara diganti mendadak. Alasan karena apa saya tidak tahu,” pungkasnya. (CB.2)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button